Komponen Literasi Digital |
1. Social Networking
Pada zaman sekarang, setiap individu pasti memiliki akun sosial media lebih dari satu, mulai dari Meta (Facebook), Twitter, LinkedIn, Instagram, TikTok, maupun WhatsApp.
Pemerolehan informasi-informasi dari sosial media tersebut juga wajib diseleksi terlebih dahulu. Namun, tidak semua orang cermat dalam upaya menyaring informasi yang tersebar tersebut.
Keterampilan memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah aplikasi sosial media merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh penggunanya.
Misalnya, mereka yang bekerja di dunia akademik lebih memanfaatkan sosial media berupa LinkedIn untuk mendukung hubungannya dengan para cendekiawan di seluruh dunia. Lalu, mereka yang bekerja di bidang pemasaran, memanfaatkan fitur ‘Toko’ dalam platform Instagram guna mempromosikan produk mereka.
2. Transliteracy
Komponen transliteracy ini didefinisikan sebagai upaya memanfaatkan berbagai platform untuk membuat konten, membagikan hingga mengkomunikasikannya. Dalam komponen ini lebih mengutamakan kemampuan berkomunikasi dengan berbagai sosial media, grup diskusi, atau layanan online lain.
3. Maintaining Privacy
Privasi menjadi hal penting dalam literasi digital ini. Kita sebagai pengguna sosial media dari berbagai platform harus memahami mengenai cyber crime. Saat ini cyber crime telah marak terjadi seiring berkembangnya dunia digital ini.
Apa itu cyber crime? Cyber crime adalah kejahatan dunia maya yang melibatkan aktivitas ilegal menggunakan komputer, perangkat digital atau jaringan komputer.
Contoh dari cyber crime yang sering terjadi adalah pencurian online lewat kartu kredit (carding), peretasan via surel, hingga pencurian informasi pribadi (phising).
4. Managing Digital Identity
Komponen keempat ini yakni managing digital identity, berhubungan dengan bagaimana kita selaku pengguna platform menggunakan identitas secara tepat di berbagai sosial media yang kita miliki.
Baca juga : Apa itu IOT?
5. Creating Content
Creating content merupakan keterampilan kita sebagai pengguna platform dalam membuat atau menciptakan konten, misalnya platform PowToon, blogspot, wordpress, dan lainnya.
6. Organising and Sharing Content
Organising and sharing content ini berkaitan dengan bagaimana kita sebagai pengguna platform mengatur dan membagikan konten informasi supaya lebih mudah disebarkan kepada khalayak umum. Contohnya, pemanfataan situs social bookmarking yang dinilai memudahkan dalam proses penyebaran informasi dan dapat diakses oleh banyak pengguna internet.
7. Reusing/ Repurposing Content
Dalam komponen reusing/ repurposing content ini, mengutamakan bagaimana kita selaku pengguna platform membuat atau ‘mengolah’ kembali konten yang ada supaya dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan. Contohnya, seorang guru membuat konten mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi teks ceramah. Konten tersebut diunggah di platform Slideshare, dengan tujuan supaya banyak orang yang mengunduh dan mempelajarinya.
Setelah itu, konten tersebut ‘diolah’ kembali oleh orang lain dengan menambahkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih lengkap.
8. Filtering and Selecting Content
Dalam komponen filtering and selecting content ini mengutamakan kemampuan mencari dan menyaring informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan kita melalui mesin pencari di internet.
9. Self Broadcasting
Dalam komponen ini, memiliki tujuan yakni membagikan ide atau gagasan menarik serta konten multimedia melalui berbagai platform, misalnya melalui blog atau forum online. Self Broadcasting ini dapat menjadi upaya berpartisipasi masyarakat sosial online dalam kegiatan literasi digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar